Minggu, 13 Januari 2013

Masih ada

waaaaaw, rasanya sudah lama sekali tidak menulis (: (masa siih? *padahal cuma beda 2 hari dari tulisan terakhir). yah, well. menulis itu kadang butuh mood karena bukan sekedar mencurahkan isi hati aja sii tapi refleksi jiwa. (aiih bahasanyaa :p). menulis seperti berbicara dengan diri sendiri, menelaah dan mempertimbangkan langkah yang telah dan akan dilakukan. ahahaha jadi melenceng jauh. oke oke hari ini pengeeeeeen banget cerita tentang "somebody that i used to know". siapakah diaaa?? eng ing eng..
kayaknya jangan disebut orangnya yaa..khawatir ni. tapi karena ga tahu lagi kemana harus mengadu jadi biarlah tulisan ini jadi saksi bahwa kekangenan gue sama dia dan dia itu sudah memuncak. eits, jadi ini cerita 2 orang. yup. kamu benar. ;)
kita sudah hampir 10 tahun lebih  berteman dan karena jalur pulang sekolah kita yang sama maka jadilah kita dekat. meski kelas kita beda kita kadang suka saling tunggu (karena malas pulang sendiri hehehe). masa-masa sekolah yang masih labil kita lewati bareng. dia sendiri sejak SMP tu udh banyak pacarnya pacaran jadi ya aku juga jadi tahu sama orang-orang yg PDKT dan yg jadian ama dia :). kita punya mimpi yang sama yaitu pengen sekolah di luar negeri dan pengen bikin cerpen atau novel yang bakal diterbitkan. kita pisah di SMA, agak sedih juga sih karena "tergantung bangeet" sama si dia iniih. walhasil selama SMA gak deket sama siapapun dan dia is the only person that cool..hahahaha lebay yak. tapi berharga banget saat itu, karena kayak punya sesuatu yang menunggu di luar sekolah which is hang out bareng. 
sayangnya kita misah juga pas kuliah *sigh Ya Tuhan, kapan kami bisa satu?. meski pilihan jurusan kita di SPMB (jaman itu mah SPMB kalo jaman skrg SUM atau SNMPTN) ternyata sama tapi sepertinya belum takdir untuk ada di dalam satu univ. dia sendiri diterima di Univ yang ga jauh dari rumahku. (mungkin itu lebih baik kali ya). selama kesibukkan masing-masing kadang kita janjian ketemuan. ga terlalu sering memang dan sometimes aku merasa kualitas pertemuannya ga optimal dan terkesan formalitas. selama kita kuliah di beda tempat, agak merasa tenang dikit karena ada sahabat baru yang menemani dia dan inilah dia sahabat baruku yang menjaga sahabatku ;) *mungkin anda bertanya ga takut diambil orang? wohohoho. tenang guys. 2 orang ini cewe koq. justru bersyukur karena mereka bisa sahabatan. 
dia ini lebih mudah setahun dari kita, parasnya yang menenangkan membuat kita selalu suka didekatnya (well, itu yg gue rasain kalo lagi hangout bareng) namun, ada yang suka aneh dengan dia ini, seolah menutup diri denganku, seolah ada yang dipikirkannya setiap kali kita bertiga. maklum, sebuah ikatan persahabatan itu tidak bertali dengan sendirinya, itu bertaut lalu melebur dengan helaan waktu yang tanpa jeda. 
Hal yang dirasakan kemudian adalah kerenggangan dengan dia dan dia, terucap janji-janji yang tidak tertepati menjadikan rapuhnya persahabatan kami dan terkadang yang lebih banyak tidak menepatinya adalah aku. salah banget memang, amat sangat salah dan terkadang merasa i'm the one who the right to blame by them. saat itu mungkin aku terjebak dengan euforia persahabatan "ada apa dengan cinta?" disana semua orang merangkul sahabatnya ketika sahabatnya enggan bercerita dan kadang aku memang menutup mata dan telinga tentang dunia, ketika mereka marah padaku. aku selalu ingin dimengerti tanpa mau mengerti mereka. aku selalu menghindar untuk bertemu ketika aku punya masalah yang entah aku pun tidak tahu apa (maklum masih ababil). tanpa sadar ikatan persahabatan yang aku bangun dengan merekapun rapuh , seperti halnya jembatan yang usang yang riskan untuk dilewati dan aku bingung bagaimana menggantinya. Masa telah berlalu terlalu cepat. 
di hari pernikahan mereka pun aku tidak bisa datang, dia yang pertama di bulan Desember, aku tidak bisa ketempatnya karena masalah pekerjaan namun, terlalu seringnya aku memberikan alasan sehingga saat aku berkata jujur dia tetap menerimanya sebagai alasan karena aku kecewa merasa dilangkahi. dia yang kedua menikah dan akupun tidak bisa datang karena sakit disatu sisi aku gak tahu tempatnya dan aku sempat merasa sedih karena lagi-lagi episode "seharusnya" dari kisah persahabatan yg pernah aku tonton di TV tidak sama. dia menolak berangkat bareng karena suaminya lebih memilih naik motor berdua sama dia atau naik bus saja bareng padahal aku sudah menawarinya berangkat bareng dengan mobilku tapi dia tidak mau.dan aku, lalu bagaimana dengan aku?. tidak bisakah suami sahabatku itu menerima keberadaan sahabat istrinya yang butuh bantuan ini. aku menangis saat itu "momen kehilangan sahabat" ini menjadi puncaknya. tapi aku mengerti ego aku aja yg bermain, toh kita harus hargai keinginan orang lain. maybe my friendship is different than a TV series that i used to watch. 
kami berpisah dengan rutinias masing-masing, kata kamu sahabat aku berubah menjadi kamu teman aku lalu berubah dengan kata sahabat koq gitu?. 
aku terus bertanya, ada apa dengan kami? mengapa ini terjadi? kata-kata yang terakhir yang terjadi diantara aku dan dia adalah kata-kata yang cukup aneh kudengar, sebuah penyudutan telak akan kelakuanku yang dianggap "mengejar" seorang pria. apa ini benar sahabat aku? kenapa dia sampai bicara begini? apa yang salah? kata-kata lewat sms inikah, kami jadi salah paham?. terakhir dia bilang karena khawatir aku akan terjatuh terlalu dalam ke dalam sebuah cinta yang bahkan aku sendiri tidak tahu kapan mulainya karena pria itu tidak pantas untukku dan sudah punya pacar. tapi sebelumnya dia tidak bertanya dulu soal hatiku pada pria itu. aku tidak mengenalinya lagi, apa benar dia sahabat aku yang sejak 10 tahun lebih bersama? nyatanya, ikatan kami rapuh dan entah karena apa. yang bisa kupikirkan adalah semua ini salahku, melukainya tanpa sadar. 
hingga saat ini aku bingung memulai percakapan dengannya, hanya dia sahabat baru kami yang bisa menyatukan lagi. meski terakhir dia pulang ke bandung dan tidak mengajak aku hangout bareng dengan alasan takut ganggu kegiatanku yang sibuk. 
ini menjadi bukti mereka sudah lelah menghadapiku, aku yang harus menerima apa yang aku tanam di masa lalu. 

aku tahu kami masih menyimpan do'a yang sama setiap kali kami tidak bisa bertemu dan do'a itu adalah aku berharap kalian semua berbahagia dan terus maju jika kau lelah maka ingatlah masih ada kami :)

teruntuk sahabatku, where ever you go where ever you leave i'll be right here waiting for you :) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar