Sejak pertama kali bertemu, dia memang misterius, begitu menantang,
begitu menggoda. senyumnya adalah senjata palang ampuh untuk menaklukan
lawannya. matanya yang sendu bisa membuatmu tenggelam dalam
pandangannya. ada sesuatu yang menarik dari Haris sejak pertama kali aku
bertemu dengannya. matanya yang menyiratkan kesedihan dan tangannya
yang mengartikan kesiapan hatinya membuat aku benar-benar penasaran tapi
setiap kali dia tertawa bersama teman-temannya. ada tawa yang tulus
yang kudengar. 2 sisi dari haris yang mulai sering kuamati beberapa hari
ini. Haris rupanya menyadari maka setiap kali dia memergokiku
mengamatinya dia menantangku dengan tatapan sendunya itu. yang terjadi
selanjutnya malah dia yang mulai mengamatiku mencoba mencari arti dari
kelakukanku beberpa hari ini. egoku mulai terusik, jangan sampai dia
berfikir macam-macam tentang aku. pikirku sambil berlalu menghindari
tatapan itu.
dari beberapa kasus percintaan yang kutangani aku
mendapatkan kesimpulan yang aneh. pria telah bermetamorfosis dengan
waktu. sekarang kita tidak sering bertemu dengan pria kebapakan atau
pria yang lebih senang dengan dominansi. apakah emansipasi wanita mulai
mempengaruhi mereka. entahlah. tuts komputerku terus berkedip menanti
kata-kata yang tertulis selanjutnya.
maka ini adalah kisahku,
kawan. di saat dominansi pria tidak lagi santer terdengar aku menapaki
sisi pria dalam kegelapan bayangan. tatapan itu dan juga senyum yang
hanya sesekali dia umbar .MISTERIUS.itulah kata yang tepat. benarkah
banyak wanita yang menyukai pria misterius?? apakah sekarang wanita
lebih senang mengejar dibanding dikejar???
wanita sama hal dengan
pria adalah makhluk sosial yang akan terus berinteraksi dengan waktu.
maka posisi dominansi ini pun menjadi tidak berarti.
aku
mempertanyakan arti dari seorang haris yang selalu murung kala sendiri
dan ceria kala bersama. Haris kehilangan ayahnya dalam penaklukan gunung
bromo. sampai sekarang dia masih merasa semua itu adalah salahnya.
padahal ayahnya sekaligus pembina tim pendaki bromo waktu itu berniat
menyelamatkannya saat akan jatuh dari tebing. lain waktu dia baru tahu
kalau ayahnya yang baru saja meninggal bukan ayah kandungnya. ibu
kandungnya yang selama ini menyimpan rahasia itu marah pada haris dan
berbicara menguak luka masa lalu tentang ayah kandungnya yang membuang
dirinya saat mengandung haris. terlalu sinetron pikirku, kuharap apa
yang kudengar hanya sekedar gosip yang dibumbui terlalu banyak.
dalam
suatu senja, saat lembayung mulai sirna. haris masih memanjat tebing
buatan kampus yang jadi fasilitas anak pencinta alam. tali pengamannya
lepas hingga dia terjatuh dan kakinya terikat sehingga hampir saja
kepalanya membentur tanah. suasana sepi membuat suara nafasnya yeng
terengah-engah menjadi pusat. aku berbalik dan membantunya berdiri.
hatiku berdebar kencang. "akhirnya dalam jarak yang cukup dekat antara
aku dan haris." pikirku.
haris berdiri dengan sisa tenaga yang dia
punya. kurasakan tubuhnya yang gemetar. begitu kakinya terlepas dari
kaitan tali dia pergi dengan kaki terpincang-pincang. "Sam, bisa bantu
aku." panggilnya sambil membawa beberapa alat. aku menghampirinya dengan
segera " darimana dia tahu namaku." pikirku dalam hati. haris tidak
mengajak ngobrol ataupun mencoba melucu di depanku. alhasil bisa
dibayangkan garing. hanya keheningan yang kami miliki. setelah
membantunya aku langsung pamit pergi. entahlah saat itu aku ingin
mendengar`dia mengucapkan terima kasih atau setidaknya bilang akan
membalas pertolonganku dengan mentraktirnya atau apapun itu. namun
langkah-langkah pelan yang kulakukan membuat ku semakin tidak sabar. aku
berusaha menoleh ke belakang untuk melihat apa yang dia lakukan. tapi
ternyata yang dia lakukan memandang kepergianku dan hanya memandangku
seolah berfikir saat aku melihatnya, aku segera pergi karena kaget.
kukira dia sibuk membereskan tali tadi.
semenjak hari itu
setiap kali kami bertemu di koridor dia selalu tersenyum, senyum
langka. anehnya memang setiap kali pasti bertemu. hal itu yang membuat
aku kikuk. aku tahu semakin lama kami semakin sering bertemu dan menyapa
dan mengobrol tapi pada akhirnya aku selalu mengetahui kalau dia
berbohong. haris terus menutupi tentang dirinya dengan cerita-cerita
palsu yang manis. namun akhirnya aku sadar aku yang selalu mengambil
kesimpulan dalam setiap cerita yang tak pernah haris selesaikan setiap
kali dia bercerita.
aku merasa dibohongi dan begitu mudah dibodohi.
"
kamu yang selalu menyelesaikan cerita yang ku mulai, apa aku salah
membiarkanmu menerima aku seperti yang kau inginkan?" ucapnya suatu
hari.
"bodoh.." teriakku di depan mukanya.
wanita kadang
seolah ingin menjadi penyelamat saat melihat seseorang yang dia anggap
butuh bantuannya ada di hadapannya, penasaran dengan tingkah orang yang
harus dibantunya. mungkin secara tidak sadar aku telah memposisikan diri
sebagai orang lain untuk membantu diriku sendiri lewat orang lain. kini
yang butuh bantuan bukan haris tapi aku karena rasa sayangku sudah
mulai tumbuh setiap kali kami bertemu. setelah seminggu aku mengacuhkan
haris kini dia mengacuhkanku sebagai balas dendam.
" jangan mencoba untuk menjadi malaikat, karena kamu hanyalah manusia biasa." ujarnya padaku.
"
oke,kalau begitu kamu pun jangan jadi iblis dengan menyakiti
orang-orang yang sayang padamu. karena kamu pun manusia. dendam tidak
akan menyelesaikan masa lalu masa depan atau masa sekarang. "
kami saling berlalu dengan memendam amarah.
itulah
pengalamku belajar untuk menjadi malaikat, yang kusadari benar aku
hanyalah manusia yang punya emosi bukan malaikat yang akan selalu baik
dan juga haris bukanlah iblis yang terkurung dalam kepedihan manusia
karena dia punya hati yang membedakannya dengan iblis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar