Minggu, 13 Mei 2012

mimpi yang bertunas

apa mimpimu?
pertanyaan yang mengusik saya sejak saya belajar mengenal kata, kita sering melihat mimpi orang lain lalu meng'copy'nya atau melakukan 'make over' mimpi itu sesuai dengan yang kita inginkan, atau jika kita cukup beruntung kita menemukan mimpi kita di usia yang sangat muda. saya pernah bermimpi menjadi penulis, menghadiri sebuah acara dimana orang-orang mengantri untuk membeli karya saya kemudian ditanda tangani ditempat yang sama. melihat binar-binar bahagia dari wajah mereka bahwa karya saya telah mengubah mereka. misi saya kemudian ter-reka bahwa saya ingin menggunakan pena sebagai senjata saya untuk mengubah hidup seseorang. ingin menghantarkan sebuah hikmah dalam setiap kalimat yang terkait dalam paragraf. saya masih ingat ketika ayah saya menolak permintaan saya untuk masuk fakultas sastra dan bilang "aku pengen jadi penulis Pah." ayah saya menggeleng dan berkata 'untuk menjadi penulis tidak perlu masuk sastra, menulis bisa otodidak."  dan saya terdiam karena memang saat itu benar adanya lalu karya pertama yang berhasil dipublikasikan adalah SKRIPSI ^_^ hehehe. tapi saya tidak berhenti menulis dan angan saya menjadi penulis tetap kembang kempis (kadang ngembang kadang mengempis). tak jarang saya melihat mimpi saya berbunga di pekarangan rumah orang. Sedangkan mimpi saya sendiri tetaplah berupa benih dalam pot yang tidak kunjung bertunas. sekali lagi saya bertanya pada diri sendiri apa mimpimu? lalu semua mulai kabur, ketika tuntutan gelar membuat saya menapaki dunia kerja dengan rutinitas yang tak kunjung usai. salahkan saya jika terus mengeluh, namun imajinasi saya tidak berkembang saat itu.

saya tersentak ketika seseorang berkata, "hidup tidak seperti cerita cerpen yang kita buat, begitu mudah, begitu hiperbola, begitu palsu, realistis lah." saya meradang merasa impian saya di injak-injak padahal misi saya sangat mulia (waktu itu..). pada akhirnya saya berhenti menulis karena kecewa, bahwa cerita yang paling menarik adalah cerita hidup kita sendiri yang kadang tertuang dalam buku diary atau sekedar puisi dan curhatan di pagi hari. Saya merenung benarkah selama ini saya tidak realistis?. Dalam proses hypnotherapi saya melihat masa lalu saya dan saya melihat ‘mimpi’ saya yang lain. Bukan antrean di toko buku atau acara penandatanganan tapi yang lain. Yang diam-diam tersembunyi dalam diri saya cukup lama. Saya terperangah dan ingin menangis, rasanya begitu nyata dan indah diterangi cahaya keemasan dan senyum kebahagiaan. Saya melihat mimpi saya yang sering saya ejawantahkan dalam sebuah tulisan. Saya tersenyum malu karena rahasia saya terbongkar dan saya baru sadar bahwa sejak dulu mimpi saya yang lain sudah bertunas walau dalam perjalanannya tertebas oleh realita atau menghalangi pandangan dan keinginan orang2 yang saya sayangi, para sahabat saya ^_^. tunas mimpi itu terus bertumbuh walau tidak sempurna.  “Bermimpilah, sebab Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” (meminjam istilah dari laskar pelangi)  Itulah kalimat yang selalu mereka ucapkan. Kalimat yang kesaktiannya menyaingi daya magis ilmu madraguna -- bukan karena jampi bertuah, melainkan karena kata-kata sederhana itu telah memberi kekuatan pada kaki-kaki mereka untuk terus berlari. JANGAN TAKUT BERMIMPI walau mimpi itu tidak bertunas tetaplah rawat mungkin disatu sisi mimpi lain akan muncul dengan bantuan do’a, harapan dan keyakinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar