kisah ini berdasarkan cerita nyata, saya agak tergelitik untuk 
membagikannya karena makna yang sangat dalam serta keyakinan "Tyler" 
yang menyentuh hati saya.
manusia terkadang melupakan arti
 mengapa dia dilahirkan, namun bagi tyler dia meyakini bahwa Tuhan tidak
 sembarang meniptakan dirinya walau dengan kanker otak yang dideritanya.
 sisa hidupnya dilewati dengan optimis hanya karena dia tidak ingin 
melihat ibunya sedih atau menangis karena masalah penyakit Tyler. maka 
dia mulai menulis "Surat kepada Tuhan" atau a Letter to God, setiap 
hari, dia menuangkankan semua rasa yang dimilikinya ke dalam secarik 
kertas yang dimasukan ke dalam amplop dan diberi perangko. bagi tukang 
pos hal itu sempat membuatnya bingung kemana dia harus mengirimkan surat
 tersebut. dalam setiap kata yang tertulis dalam surat, tyler 
menceritakan dan mendoakan ayahnya, ibunya, kakaknya sahabatnya, 
orang-orang terdekatnya bahkan tetangga-tetangganya sekalipun. Tyler 
tidak pernah berhenti menulis sampai akhir kematiannya. episode ini 
mungkin mengingatkan kita pada one litters of tears atau di indonesia 
buku harian baim. mereka mengajarkan kepada kita untuk yakin. sempat 
juga saya berfikir apa kita harus merasakan sakit, kesedihan atau 
kemalangan agar kita bisa kembali yakin kepada Tuhan kita. bahkan ada 
dialog yang saya sangat suka. saat tyler curhat pada kakeknya sam 
tentang Alex, teman yang suka mengejeknya. kakek sam bilang kalau orang 
yang mengejeknya itu iri pada Tyler. Tyler bingung kenapa Alex harus iri
 padanya yang kena kanker dan harus kehilangan rambut karena 
kemotherapi.tapi kakek sam ini bilang.
"Karena mereka iri pada 
keyakinanmu pada Tuhan dan keyakinanmu akan hidup. kamu adalah orang 
yang dipilih Tuhan untuk membuat orang lain percaya pada Tuhan, Warrior 
of God."
kata-kata ini membuat saya terhenyak, selama ini 
mungkin kita lupa cara berdo'a atau  lupa kata-kata yang harus digunakan
 dalam berdo'a bahkan (mungkin) lupa kepada siapa do'a kita ditujukan. 
toh setiap keberuntungan yang kita dapatkan bukan sebuah 
kebetulan,bukan?
sehingga saat do'a kita BELUM terkabul 
tidak seharusnya kita kecewa, sedih ataupun marah. walau jujur 
keikhlasan untuk menerima itu semua masih sulit dilakukan.
ini
 membuktikan bahwa sebenarnya kita membutuhkan TUhan kita, Allah yang 
selalu menerima taubat hambanya yang bener-bener ingin kembali 
kepadanya. Allah yang masih memberikan nafas kehidupan, kesempatan untuk
 kita kembali kepadaNYa.  masihkah kita malu, ego atau ragu untuk 
kemabli kepadaNya.
bukti tragedi dan bencana yang terjadi salah satunya di Indonesia jadi bukti (mungkin) kita lebih banyak melupakan Allah.
bener deh nonton fil ini bikin air mata mengalir yaah ga jauh lah ama film one litters of tears..
buat yang mau nonton siap-siap tisu yaaaa..

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar