Jumat, 18 Mei 2012

ORANG YANG PERKATAANNYA DITOLONG ALLAH

berbicara itu mudah, tapi mempertanggungjawabkan pembicaraan tidak mudah. Orang yang mengenal Allah pasti tidak mudah untuk berbicara, karena dia mengetahui setiap pembicaraan itu didengar oleh Allah dan ada pertanggungjawabannya. Orang-orang yang belum yakin kepada Allah, mudah saja untuk berbicara. Apa yang dia pikir ingin dia katakan, akan dia katakan. Walaupun dia berkata tentang Allah, tentang makhrifatullah tapi mudah terbaca.

jelas sekali bahwa keyakinan seseorang akan bisa terukur dari apa yang diucapkan. teko hanya mengeluarkan isi teko. jika di dalamnya kopi, maka akan keluar kopi. jika didalamnya air bening akan keluar air bening. Orang yang khusyuk dalam shalatnya itu bisa dilihat dan didengar dari ucapannya.
Ada empat cirri orang yang perkataannya akan ditolong oleh Allah.

 yang pertama adalah orang yang yakin. ia akan mengatakan sesuatu karena dia yakin . jika orang itu yakin, maka perkataannya pasti meyakinkan. Orang yang tidak yakin, perkataannya tidak meyakinkan. Contoh, kita berbicara tentang ka’bah, tentang ta’waf. Padahal kita belum pernah tawaf. pasti jadi hampa, walaupun benar ada cerita ka’bah. Orang tidak pernah bisa menceritakan sesuatu yang meyakinkan kalau dia tidak yakin. Ada orang yang berbicara bahwa kita harus bertaka kepada Allah, kita harus benar-benar patuh sama Allah, tapi hatinya gamang. karena dia sendiri tidak yakin kepada Allah.

Kedua, seseorang akan diberi pertolongan oleh Allah jika orang itu sudah mengamalakan apa yang dia katakana. jadi Allah mengetahui apakah yang dikatakannya itu sudah diamalkan atau belum. Apabila dia sudah mengamalkannya, Allah akan memberikan kekuatan kepada kata-katanya. tapi jika dia menceritakan yang belum dia amalkan, dia tidak akan diberi kekuatan. oleh karena itu, lebih sibuk mengamalkan ilmu itu lebih baik daripada menceritakan ilmu. kita bisa menceritakan ilmu kita kepada orang, jika Allah sudah memberikan waktunya.

Ketiga, orang yang diberi kekuatan kalau ia ikhlas. Allah mengetahui isi hatinya, untuk apa dan apa tujuannya ia berbicara. Apabila tidak ada harapan apapun dari pembicaraannya selain ingin Allah ridha kepada dirinya, Allah mengetahui. berbicara itu gampang tapi niatnya yang tidak gampang.

Keempat, adalah orang yang bersih hatinya. bersih secara keseluruhan, tidak ada kesombongan dan tidak merasa lebih daripada orang lain. Allah akan memberikan kekuatan baik pada saat ia berbicara maupun saat ia diam. kita tidak harus banyak bicara, banyak bahayanya. berbicaralah kalau memang perlu dan bermanfaat. Jika tidak perlu dan bermanfaat, maka tinggalkan saja. kita tidak harus memamerkan apa yang kita tahu kalau tidak diperlukan. tidak gampang untuk belajar merahasiakan. tapi kalau harus berbicara, berbicaralah yang lurus.

(diambil dari lembaran cermin :KH. Abdullah Gymnastiar DPU;DT)
memang benar lidah tak bertulang, begitu mudah kata-kata terucap yang mungkin menyakiti orang lain (sadar ataupun tidak sadar), mungkin terkadang apa yang kita katakan belum bisa bermanfaat bagi orang lain tapi jangan pernah berhenti untuk saling mengingatkan. dan saya inga ucapan teman saya tempo hari “lebih baik saya ceritakan apa yang saya dapat dan sudah saya amalkan dulu deh. itu lebih mudah”  walau saya tadinya ngotot “ bagi-bagi aja dulu daripada malah lupa dan ga jadi pemecut untuk dilakukan.”.  benar kata rasul SAW. “jagalah lisanmu.” hadeeeh berasa ditampaaar saya..
diambil dari flickr.com
semoga bermanfaat^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar